Rabu, 24 Agustus 2016

Catatan Harian : Pagi Hari tanpa Omelan (hari ke 2)

Rasa tanggung jawab seorang ibu kepada anak-anaknya menuntut ibu berbuat yang terbaik Demikian juga dengan saya sendiri. Jadwal kegiatan sehari-hari yang telah saya buatkan untuk anak-anakpun, secara langsung berimbas dengan aktifitas saya sendiri. Sarapan yang saya jadwalkan untuk anak kedua saya yang saya tetapkan jam 05.15 ternyata agak membebani saya. Dengan jadwal itu tentu saja, sarapan harus siap sebelumnya. Ya...saya sedikit tegang dibuatnya.

Tapi saya berusaha menghibur diri, saya yakinkan dalam diri saya bahwa yang saya lakukan ini semata-mata untuk menanamkan rasa disiplin dan menghargai waktu kepada anak-anak saya. Saya tidak boleh mengeluh, dan tetap harus konsisten dengan jadwal yang telah saya buat sendiri. Berdasarkan buku Hipnoparenting  yang ditulis oleh Dr. Agus Sutiyono, MM menyatakan penyebab utama kegagalan oranga tua dalam membentuk karakter yang baik pada anak itu antara lain
  1. Inkonsistensi 
  2. Terlalu banyak intervensi
  3. Membanding-bandingkan
Ketiga hal tersebut diatas, tanpa saya sadari selama ini sering dilakukan. Contoh inkonsistensi dapat dilihat jika orang tua telah menjadwalkan anak untuk bangun jam 05.00 pagi, ternyata di lain hari orang tua membiarkan anaknya bangun jam 06.00. Kemudian orang tua tidak menegur atau menasehati serta membiarkan kejadian tersebut berlalu begitu saha. Hal itu yang membuat anak akan menilai, bahwa orang tua tidak konsisten dengan aturan yang telah dibuat sendiri.
 
Kembali ke kejadian pagi ini. Anak-anak sudah bangun dengan kesadaran mereka sendiri setelah jam weker berbunyi. Sholat subuh mereka lakukan setelahnya tanpa ada perintah dari saya. Namun sesuai jadwal, anak tertua saya seharusnya mandi setelah sholat subuh. Namun, dia memilih untuk langsung sarapan. Perlu anda ketahui, bahwa saya sengaja membedakan waktu mandi dan waktu sarapan untuk kedua anak saya. Hal ini disebabkan karena kamar mandi yang tersedia di rumah hanya satu. Sehingga mereka harus bergantian. Dari sini terlihat sekali karakter remaja yang sedang dialami oleh anak saya muncul. Salah satunya yaitu pemberontak dan susah diatur. Namun saya harus bisa memaklumi hal itu. Sehingga saya biarkan dia menikmati sarapan terlebih dahulu sebelum mandi. dan Alhamdulillah anak saya yang kecil justru malah lebih bisa mengerti kemauan saya. Anak saya tersebut mau bertukar waktu, dan akhirnya dia yang mandi terlebih dahulu. Dari kejadian ini, saya sendiri belajar menahan diri untuk tidak terlalu banyak melakukan intervensi terhadap pilihan aktifitas yang ingin dilakukan oleh anak terlebih dahulu. Selama hal itu tidak keluar dari jalur yang telah kami sepakati.

Akhirnya, semua aktifitas berlangsung lancar. Dan yang terpenting, anak-anak sudah mulai mengerti bahwa waktu yang mereka miliki untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat sekolah itu sangat terbatas. Dan saya pun sebagai orang tua, sangat terbantu karena memiliki energi yang lebih banyak untuk menyelesaikan tugas sehari-hari, dibandingkan dengan memerintah dan mengomel.

Bersambung....

Sumber Pustaka :
Sutiyono, A. 2014. Saktinya Hypnoparenting Jadikan Anak Berotak dan Berkarakter Super.  Jakarta : Penebar Plus

Wallahu A'lam Bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar